Ujung Kulon ; 23 - 25 Juli 2010 ( Catatan Perjalanan )

2 comments
Kegembiraan dan harapan selalu tersirat dalam setiap pesan yang tertulis, baik melalui surat elektronik, maupun pesan pada fasilitas jejaring sosial, setiap hari, setiap kesempatan, selalu ada usaha untuk menyempatkan diri membaca pesan-pesan tersebut, khawatir ada informasi penting yang terlewat.

Bertambah dan berkurangnya peserta secara mendadak, kerap membuat sang ketua regu kewalahan, namun keikhlasan dalam membantu setiap peserta, menjadikan hal tersebut hanya riak kecil dalam fase persiapan ini.

Jumat, 23 Juli 2010

Sesuai waktu dan tempat yang telah disepakati bersama, berkumpullah kami di depan Kampus Untirta, Serang – Banten tepat pukul 22.30 WIB. Malam itu, terhitung peserta yang akan melakukan perjalanan ini berjumlah 28 orang yang terbagi menjadi 2 grup, grup kami sendiri berjumlah 13 orang.

Kurang lebih setengah jam kemudian, 2 buah mobil elf yang akan mengantar kami menuju Taman Jaya tiba di Kampus Untirta. Setelah berkemas, maka berangkatlah kami menuju Taman Jaya yang diperkirakan akan memakan waktu selama 6 jam.

Sabtu, 24 Juli 2010

Setelah melalui perjalanan yang sangat melelahkan, pukul 04.30 WIB akhirnya kami tiba di Taman Jaya, jalanan yang kami lalui ( Serang – Taman Jaya ) sebetulnya relatif baik, hanya jalur dari Sumur ke Taman Jaya kondisi jalan rusak parah, maka jalan yang hanya berjarak 20 KM ini, harus ditempuh selama 1 – 1,5 jam. Taman Jaya sendiri dapat dikatakan merupakan gerbang menuju Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, disinilah setiap perjalanan menggunakan kendaraan berakhir, selanjutnya perjalanan dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan kapal.

Dari Taman Jaya ini, rombongan kami terpisah, tempat pertama yang kami tuju adalah pulau Handeuleum untuk selanjutnya menyusuri sungai Cigenter dengan menggunakan Kano.

Pukul 06.00 WIB kami tiba di Handeuleum, jarak Taman Jaya – Handeuleum kurang lebih 1 jam perjalanan dengan menggunakan kapal. Keelokan Ujung Kulon sudah terlihat di Handeuleum, suasana hutan yang bersahabat juga terasa disini, jiwa dan raga seolah termanjakan oleh berbagai elemen alam yang tersaji disini. Hembusan angin, pancaran matahari pagi, perpaduan aneka warna alam hingga kicau burung bersatu padu menyambut kedatangan kami.

Di Handeuleum juga kita akan menjumpai rusa liar yang lalu lalang tanpa menghiraukan kehadiran kita, jelas hal ini menjadi daya tarik tersendiri, di Handeuleum kita harus melakukan registrasi untuk memasuki Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, sekaligus melakukan registrasi untuk penyewaan kano yang akan digunakan untuk menyusuri sungai Cigenter. Di Handeuleum juga terdapat toilet dengan kondisi yang cukup bersih, jelas ini sangat bermanfaat sekali bagi para pengunjung.

Setelah registrasi, sambil menunggu kano yang kami sewa, kami pun sarapan pagi di dermaga pulau Handeuleum.

Pukul 07.30 WIB kami memulai petualangan menyusuri sungai Cigenter dengan menggunakan 3 buah kano, suasana tegang dan mencekam menyelimuti pikiran kami masing-masing, berbagai cerita dan mitos seputar Ujung Kulon menghantui perasaan kami saat itu, entah apa yang akan kami temukan didalam sana.

Diawal perjalanan, seorang teman melihat adanya biawak di pinggiran sungai, burung-burung hutan dengan ukuran tubuh yang besar dan warna yang indah, terbang menjauh setelah menyadari kedatangan kami, disini pun akan kita jumpai monyet-monyet yang dengan bebas bergelantungan, dan beberapa ekor musang yang dengan lincah melompat dari satu batang pohon ke batang pohon lainnya.

Jelas sekali, dari sekian banyak binatang yang ada di Ujung Kulon, Badak Jawa lah yang menjadi buruan kami hari itu, sayang Tuhan belum mengijinkan kami untuk bertemu dengan binatang tersebut, memang butuh keberuntungan untuk dapat melihat binatang besar yang menjadi ikon Taman Nasional Ujung Kulon ini.

Hampir 1 jam kami berkano di sungai Cigenter, setelah dirasa cukup jauh, pemandu pun memutuskan untuk putar arah dan kembali menuju muara, karena rasa jenuh dan lelah yang melanda kami, menyebabkan kami sudah tidak peduli lagi dengan suasana sekitar sungai, kami pun mengusir rasa jenuh itu dengan adu balap kano, alhasil, hanya sekitar 30 menit kami telah tiba di tujuan.

Sebelum menuju perahu, kami sempat mampir di sebuah padang yang menurut sang pemandu adalah tempat berkumpulnya Banteng dan beberapa hewan lainnya, sayang seribu sayang, tak satu pun binatang yang kami jumpai di sana.

Setelah semua peserta naik ke kapal, perjalanan kami lanjutkan menuju Pulau Peucang, jarak tempuh pulau Peucang sekitar 2 jam perjalanan.

Tiba di pulau Peucang, kami langsung menuju penginapan untuk menaruh segala barang bawaan kami, dan makan siang pun telah menanti kami di sana, selesai makan siang, kami menuju kapal kembali untuk melanjutkan kegiatan siang itu.

Kegiatan pertama yang kami lakukan pada siang itu adalah snorkling, sayang, kapal yang kami tumpangi tidak dilengkapi dengan pelampung ( life jacket ) sehingga tidak semua dari kami menyebur ke laut. Kapal yang berhenti terlalu jauh dari darat pun menyebabkan kami tidak maksimal dalam mengeksplore keindahan alam bawah laut Ujung Kulon, jadi kegiatan snorkling tersebut hanya kami isi dengan berenang-renang di seputaran kapal.

Setelah dirasa puas, kami pun melajutkan perjalanan ke Cidaon, disini terdapat sebuah padang rumput yang disebut Padang Penggembalaan, disini kami jumpai sekumpulan Banteng dan Burung Merak yang sedang mencari makan, disini juga terdapat sebuah menara pengawas yang memudahkan pengunjung untuk melihat padang tersebut dengan daya pandang yang lebih luas.

Tujuan selanjutnya adalah Tanjung Layar, disini terdapat mercusuar dan beberapa bongkahan karang besar, kami pun menikmati suasana matahari terbenam dari atas kapal di Tanjung Layar.

Tiba di Pulau Peucang kembali, kami santap malam dengan penuh rasa lelah dan suka cita, disekitar penginapan kami berkeliaran monyet, rusa dan babi hutan yang seolah telah akrab dengan kehidupan manusia, tak ada rasa takut pada binatang-binatang tersebut, mereka malah mendekat berharap mendapat sisa makanan dari para pengunjung. Hati-hati dengan monyet di Pulau Peucang, jika lengah, maka mereka akan dengan cepat mencuri segala barang bawaan kita

Kegiatan malam itu belum berakhir, setelah dirasa cukup larut, beberapa dari rombongan kami memutuskan untuk menghabiskan malam di pinggir pantai, bulan cerah malam itu, namun angin berhembus cukup kencang dan dingin, kami pun membuat api unggun dan beberapa gelas kopi, kami habiskan malam tersebut dengan bersenda gurau, namun akibat rasa lelah yang sangat dan kondisi fisik yang menurun, beberapa diantara kami malah tertidur pulas diatas hamparan pasir putih dengan beralaskan matras.

Pada tengah malam, bulan hilang dari pandangan, awan hitam pekat menyelimuti langit malam itu, hembusan angin makin kencang dan basah, maka kami pun memutuskan untuk kembali ke penginapan.

Minggu, 25 Juli 2010

Kami lalui pagi ini dengan perjalanan menuju Karang Copong, kurang lebih jarak yang akan kami tempuh memakan waktu selama 1 jam, dalam perjalanan, kembali kami temui aneka satwa yang sebetulnya telah sering kami temui di sekitar penginapan, yaitu rusa, babi hutan dan monyet. Beberapa dari kami beruntung dapat melihat Burung Merak yang dengan eloknya bertengger di atas sebuah dahan pohon.

Aneka pohon yang terdapat disini berbatang besar dan berdaun lebat, bentuknya pun menjulang tinggi ke atas, beberapa pohon bahkan memiliki akar diatas tanah yang sangat banyak dan kuat.

Tiba di Karang Copong, hembusan angin laut pagi menyambut kami, tak ada yang istimewa di Karang Copong, namun suasana pantai disini kembali menambah keteduhan hati kami.

Setelah kembali ke penginapan, kami pun sarapan dan langsung berkemas untuk perjalanan pulang.

Putih pasir, biru laut dan aneka gradasi warna yang timbul akibat pantulan sinar matahari di Pantai Pulau Peucang, memberi kesan yang mendalam pada kami. Luar biasa ciptaan Tuhan, maha besar Ia dengan segala karya seninya.

Kami pun menyaksikan awak kapal mengangkat jangkar sebagai pertanda selesainya petualangan kami di Ujung Kulon, berbagai memori indah selama 2 hari disana berkelebat dalam benak kami masing-masing, semoga Tuhan mengijinkan kami kembali ke sana.

Pulau Peucang – Taman Jaya, kami tempuh selama kurang lebih 3 jam perjalanan, setelah tiba, kami lanjutkan perjalanan menuju Serang dengan menumpang mobil elf, Taman Jaya – Serang kami tempuh selama 6 jam, kami pun tiba di Serang sekitar pukul 21.30 WIB, rasa was-was tidak dapat kembali ke Jakarta menghantui kami, hal ini karena hingga pukul 22.00 WIB kami belum juga mendapati bis yang akan membawa kami ke Jakarta. Alhamdulillah, kami akhirnya dapat pulang ke Jakarta setelah bis jurusan Merak – Kp. Rambutan tiba, namun sayang, tidak semua dari kami kebagian kursi, alhasil, beberapa dari kami harus berdiri selama 1,5 jam perjalanan.

Maka selesai sudah perjalanan kami kali ini, berjuta ungkapan syukur mungkin tidak akan pernah cukup atas segala hal dan pengalaman baru yang kami dapatkan. Seperti semboyan kami, its not about destinition, its about the journey. Maka kebersamaan kami selama perjalanan adalah yang paling utama, karena kami percaya, perjalanan yang hebat dan menyenangkan, akan tercipta ketika kita satu hati dan satu pikiran dengan teman seperjalanan.

Terima kasih kepadamu Tuhan, telah kau ijinkan kami untuk sekali lagi menikmati keindahan alammu, telah kau tenangkan alammu, kau redakan hujanmu, kau hangatkan sinar mataharimu, kau cahayakan bulanmu.

Terima kasih kepadamu Tuhan, atas waktu yang telah kau berikan, atas perjumpaan dalam suka cita, atas pertemanan yang mulia, dan atas persaudaraan yang abadi.

Terima kasih Tuhan atas kesempatan ini, dan jadikanlah kami orang – orang yang pandai bersyukur serta tulus ikhlas dalam menjaga karya-karyamu. Ijinkan kami untuk suatu saat, kembali melakukan perjalanan menuju berbagai surga dunia yang telah engkau ciptakan.



Pengeluaran selama di Ujung Kulon :

1. Carter Elf ( pulang pergi ) Rp. 1.300.000,- / 13 orang = Rp. 100.000,-
2. Kano + Biaya Masuk + Pemandu Rp. 700.000,- / 13 orang = Rp. 54.000,-
3. Biaya masuk Cidaon + karang copong Rp. 260.000,- / 13 orang = Rp. 20.000,-
4. Penginapan Rp. 506.000,- / 13 orang = Rp.39.000,-
5. Sewa dapur Rp. 75.000,- / 13 orang = Rp. 6.000,-
6. Sewa kapal Rp. 2.898.000,- / 13 orang = Rp. 223.000,-

TOTAL = Rp. 442.000,-


Semoga bermanfaat.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

2 komentar

  1. Wah bagus banget ujung kulon
    semoga pariwisata Indonesia makin maju

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin....harapan saya pun demikian. Terima kasih sudah mampir di blog saya :)

      Hapus