|
Tiket masuk Museum Geologi |
Bersih! Itu kesan pertama yang aku dapat saat memasuki area gedung Museum Geologi, Bandung. Benda-benda geologi berupa bebatuan alam dan fosil kayu yang menjadi koleksi museum sudah dapat dilihat sejak kita memasuki halaman gedung museum. Di sudut halaman, terdapat taman siklus batuan yang berisi berbagai jenis batuan beku yang salah satunya merupakan bongkahan batu gamping merah dan batuan rijang yang berasal dari Karangsambung, Jawa Tengah. Selain itu, terdapat pula koleksi fosil kayu langka dari Sukabumi dan Banten yang menjadi penciri dari Museum Geologi.
Memasuki pintu utama museum, kita akan disambut oleh fosil gajah purba (elephas hysudrindicus) yang sangat besar lengkap dengan gadingnya. Kombinasi keberadaan fosil tersebut dengan interior gedung yang bergaya art deco mengingatkanku pada museum tempat Larry Daley (yang diperankan Ben Stiller) bekerja pada film Night at the Museum.
Fosil gajah purba ini merupakan bagian dari kelompok sejarah kehidupan yang menggambarkan tentang perkembangan kehidupan di muka bumi sejak kelahiran bumi sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Melalui berbagai koleksi yang ada, kita akan dikisahkan tentang munculnya kehidupan awal berupa mikro-organisme sejenis ganggang dan bakteri hingga perkembangan kehidupan dari masa kemasa mulai dari kehidupan di dalam air hingga migrasi ke darat, mulai dari organisme bersel satu hingga organisme bersel banyak, mulai dari hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) hingga hewan bertulang belakang (vertebrata), dan mulai dari tumbuhan paku hingga tumbuhan berbunga. Pada kelompok ini juga terdapat fosil Tyrannosaurus yang banyak mengundang perhatian pengunjung, terutama anak-anak. Jangan tanyakan apakah itu fosil asli Tyrannosaurus atau bukan, karena aku sendiri tidak tahu jawabannya.
Pada kelompok sejarah kehidupan juga terdapat koleksi replika fosil manusia purba (homo erectus/java man) yang ditemukan diberbagai tempat seperti Trinil, Sangiran, Sambungmacan dan sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Kelompok sejarah kehidupan diakhiri dengan sejarah geologi Bandung yang mengisahkan tentang terbentuknya danau Bandung purba dan berbagai fosil yang ditemukan di wilayah Bandung.
|
Fosil gajah purba menyambut setiap pengunjung Museum Geologi |
|
Fosil-fosil fauna yang menjadi koleksi Museum Geologi |
|
Fosil-fosil fauna yang menjadi koleksi Museum Geologi |
|
Fosil Tyrannosaurus menjadi daya tarik bagi pengunjung Museum Geologi |
|
Deretan fosil manusia purba (java man) |
|
Suasana Museum Geologi. Seperti film Night at the Museum, bukan? |
Pada sisi lain museum, terdapat koleksi-koleksi dari kelompok geologi Indonesia yang diawali dengan kisah tentang proses pembentukan bumi dalam tata surya keluarga matahari dengan media dome audio visual. Pada kelompok ini juga terdapat koleksi-koleksi lain berupa bebatuan meteorit dan tektit, bebatuan yang telah mengalami pelapukan, erosi dan pengendapan, berbagai informasi tentang pembentukan kepulauan Indonesia dan kekayaan sumber daya geologi, serta bebatuan alam dan mineral yang berasal dari berbagai penjuru dunia, dan informasi tentang sebaran fauna di Indonesia. Kelompok ini menjadi area favoritku karena berbagai koleksi bebatuan yang ditampilkan sangatlah cantik dan menarik. Menurutku, kecantikan bebatuan yang menjadi koleksi Museum Geologi ini melebihi kecantikan batu akik yang sering aku lihat melingkar di jari abang-abang.
|
Video tentang proses pembentukan bumi yang ditayangkan melalui media dome audio visual |
|
Koleksi batuan alam dari seluruh penjuru dunia |
|
Suasana Museum Geologi |
|
Informasi tentang batuan granit di Museum Geologi |
|
Salah satu koleksi Museum Geologi. Kristal Ametis dari Solok, Sumatera Barat |
|
Suasana Museum Geologi |
|
Media informasi di Museum Geologi |
|
Media informasi tentang Kars di Museum Geologi |
|
Media informasi dan ruang pamer berbagai koleksi di Museum Geologi |
Puas dan kenyang dengan berbagai informasi yang aku dapatkan dari koleksi-koleksi Museum Geologi di lantai 1, aku pun menaiki tangga untuk menuju ruang pamer lainnya yang terletak di lantai 2 museum. Di lantai 2 ini, terdapat koleksi-koleksi museum yang dibagi kedalam kelompok manfaat dan bencana geologi, serta kelompok sumber daya geologi. Pada kelompok manfaat dan bencana geologi, kita bisa melihat berbagai informasi tentang manfaat dari sumber daya geologi sejak zaman prasejarah hingga era modern berupa bebatuan yang kemudian dimanfaatkan manusia untuk membuat berbagai peralatan. Selain itu, pada kelompok ini juga ditampilkan informasi terkait bencana geologi di Indonesia seperti gempa bumi, letusan gunung api, tanah longsor dan tsunami. Di sudut ruangan, terdapat alat simulasi gempa yang dapat digunakan oleh pengunjung.
Ruangan terakhir yang aku kunjungi adalah ruangan kelompok sumber daya geologi. Ruangan ini menyajikan potensi energi dan sumber daya mineral yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, meliputi logam, non-logam dan batu mulia. Sumber daya energi meliputi sumber daya konvensional seperti minyak bumi, gas, batubara, dan energi panas bumi. Di kelompok ini pun dijelaskan tentang sumber daya air sebagai sumber daya yang penting dalam kehidupan manusia.
|
Bencana geologi di Indonesia, letusan gunung api |
|
Media informasi di Museum Geologi |
|
Media informasi tentang potensi sumber daya geologi di Museum Geologi |
|
Suasana lobby museum geologi |
Simulasi gempa bumi di Museum Geologi
Geologi adalah ilmu tentang bumi, secara lebih mendalam geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang akan membuat kita mengenal seluk beluk isi lapisan-lapisan perut bumi, sejarah, dan proses pembentukan bumi. Dengan mengunjungi Museum Geologi, kita akan belajar banyak tentang berbagai kandungan yang ada di perut bumi, bagaimana bumi terbentuk, bagaimana bencana alam terjadi dan mudah-mudahan kita dapat semakin kagum serta bersyukur atas kebesaran-Nya. Museum Geologi diresmikan pada 16 Mei 1929. Gedung Museum Geologi berfungsi juga sebagai perkantoran yang dilengkapi dengan sarana laboratorium geologi dan auditorium yang dapat disewa oleh umum.
Museum Geologi terletak di Jalan Diponegoro nomor 57, Bandung. Buka setiap Senin-Kamis jam 08.00-16.00 WIB dan Sabtu-Minggu jam 08.00-14.00 WIB (Jumat dan Hari Libur Nasional TUTUP). Tiket masuk museum sebesar Rp. 2.000 untuk pelajar, Rp. 3.000 untuk umum dan Rp. 10.000 untuk warga negara asing. Ayo berkunjung ke Museum Geologi, kenali bumi kita dan pahami dinamika serta jejak-jejak kehidupan didalamnya :)
|
See you... |
Kunjungan pertama dan salam kenal,,,,,
BalasHapuswah keren musiumnya,, beberapa kali ke bandung tak sempat jalan-jalan,, paling cuma ke alun2,, hehehe,,, mantaf aah ulasannya,,, thankyuuu
Salam kenal mba Nyanyu Amibae, terima kasih sudah mampir hehehehe.....
HapusIya mba, menurut saya ini salah satu museum terbaik di Indonesia. Selain koleksi-koleksinya, saya suka dengan kebersihan museum yang terjaga dengan baik.
Bisa jadi salah satu alternatif untuk liburan di Bandung nih, mba. Hehehehhe
Saya kalo denger kata 'museum' udah deh semangat abis!! Berharap suatu saat bisa ke tempat yang penuh dengan sejarah tersebut. Dulu pernah sekali ke museum penerbangan di jogja, dan masih pengen lagi balik ke sana.
BalasHapusMakasih udah share :D :D
Museum memang tempat yang asik dan terkadang romantis, kak. hehehehe
HapusSaya malah belum pernah tuh ke museum penerbangan di Jogja, mudah-mudahan suatu hari nanti bisa lihat-lihat kesana.
Terima kasih sudah mampir, kak :D
Itu taring gajahnya panjang banget ;-)
BalasHapusIyah, jaman sekarang sudah langka ya maz Cumi.....
HapusLengkap mas informasinya. Saya penasaran belum pernah masuk museum ini soalnya, padahal seneng banget kalau wisata museum. Kapan-kapan jadi guide yaaa :D
BalasHapusSiap....hayuk atuh, iraha ka Bandung, urang patepang diditu hehehehe
HapusJadi pengen ke sana
BalasHapusIya mba Dian, segerakanlah hehehhee
HapusJadi pengen ke sana
BalasHapusPernah ke sana pas masih SMP thn 90'an.
BalasHapusUdh byk berubah ga ya kira-kira? :D
Pasti banyak yang berubah, mas :D
Hapussering lewat tapi belum pernah masuk, ternyata keren yaaa :D
BalasHapusBanget!! Ayo kapan-kapan mampir ke Museum Geologi :D
HapusSaya kalo ke Museum Geologi selalu suka dan kagum sama hewan semacam kerbau super-besar yang tanduknya luar biasa gede itu. Saya ngebayangin, dulu pas masih hidup, itu seperti apa ya penampakan luarnya. Seperti apa habitatnya, seperti apa kaum betinanya, dan bagaimana cara mereka melindungi diri dari predator. :)
BalasHapusLuar biasa, dengan melihat tulang belulang seperti ini aja kita jadi bisa berimajinasi. :D
Iya benar mas Asop, koleksi museum Geologi emang keren-keren :)
HapusBagus ya museumnya Mas Adi. Bangunannya bangunan lama, displaynya pun tidak monoton. Jadi ada referensi kalau ke Bandung. :)
BalasHapusBenar mas Farchan, hhhhmmmmm....menurut saya ini salah satu museum terbaik yang pernah saya kunjungi di Indonesia :)
HapusHarga tiket yang cuma Rp2k itu kadang membuat saya terharu sih Mas, gila dengan duit segitu ilmu yang kita dapatkan bisa banyak banget. Di sana memang keren dan lengkap, dan tulisan ini sendiri sudah sangat padat dan jelas. Saya juga paling terpukau dengan koleksi mineralnya, gilak itu kalau pecinta batu akik ekstrem pasti dikorek-korek mineralnya biar dapat seserpih :haha *nakal*.
BalasHapusSaya juga ambil foto tiket dengan latar nama museum (dan saya pajang juga dalam salah satu postingan :haha). Foto kita itu mirip banget loh, Mas! :haha.
Salam kenal (lagi), ya!
Wuih, ada mas Gara. Mudah-mudahan trip #Sg2016 jadi ya mas hehehehhe.....
HapusDinamika museum (khususnya yang berada dibawah instansi pemerintahan) di Indonesia saat ini memang masih seperti itu mas, mungkin karena pendapatan yang mereka dapat dari tiket hanya untuk hal-hal kecil penunjang museum, bukan pemasukan inti untuk menghidupi museum itu sendiri.
Berbeda dengan museum-museum yang dikelola swasta seperti museum-museum yang berada di kota Batu, Jawa Timur. Tiketnya mahal banget karena memang pengelolaannya sudah professional CMIIW
belum pernah masuk ke museum geologi
BalasHapusAyo kunjungi Museum Geologi, mba Winny!! Seru loh!!
HapusWah. pengen banget ke sini. Koleksinya cukup lengkap jg ya. ada gajah purba ternyata
BalasHapusIya, cukup lengkap dan tertata rapih :)
Hapusini kalau malem kira kira udah kayak di night at the museum gak ya :))
BalasHapusKayaknya demikian mas Danang, mereka juga punya program Night at the Museum, loh :D
Hapus