|
Terasering Argapura, Majalengka | difoto oleh Domenico |
Kuku jemariku seketika membiru saat kubasuh lengan dengan air di kamar mandi. Linu terasa tulangku dan bulu-bulu halus di tengkuk berdiri merinding. Aku merasakan sensasi yang tidak pasti. Aku terperajat, melenguh, lalu membeku.
Sensasi 5 detik yang kemudian mengundang tawa kebodohan ini telah lama tidak kurasakan. Aku terbahak membayangkan raut wajahku sendiri beberapa detik yang lalu. Wajah bodoh yang menjadi lucu saat air membasahi lenganku. Air yang sangat dingin di sebuah desa di kaki Gunung Ciremai. Air tanah dari Desa Argalingga.
Berada di desa ini seperti sedang berada di kampung Nenek di daerah Kuningan, Jawa Barat. Karakter daerah yang sama, suku yang sama, warga yang ramah dan lokasi desa yang sama-sama berada di kaki Gunung Ciremai membuatku langsung kerasan berada di Desa Argalingga.
Desa Argalingga berada didalam wilayah Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Potensi wisata Majalengka mungkin memang belum terlalu banyak dibicarakan dikalangan pejalan maupun penghobi fotografi. Padahal cukup banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di daerah penghasil sayuran ini. Setidaknya yang berada disekitar Desa Argalingga, desa tempat kami menginap.
|
Keindahan terasering Argapura, Majalengka. |
|
Sejuk dan sedap dipandang mata | difoto oleh Aldian |
|
Sejauh mata memandang, ketenangan yang ku dapat |
|
Pagi yang sehat, berjalan-jalan diantara hijau daun |
Sabtu, 11 Juni 2016. Hari baru saja berganti, jarum jam belum lama mensejajarkan diri di angka 12. Mobil Elf Long Sasis yang kami tumpangi mulai berjalan pasti meninggalkan pelataran parkir. Terasa nyaman mobil yang kami tumpangi, mungkin karena banyak ruang yang tersisa. Aku memilih untuk duduk didepan, menemani Pak Aris yang mengemudikan mobil menuju Majalengka. Perbincangan ringan mengalir antara aku dan Pak Aris, mulai dari pengalaman puasa masing-masing hingga membicarakan bisnis penyewaan kendaraan yang kian hari kian berkembang. Pada satu titik, kami berdua terdiam. Habis sudah bahan pembicaraan. Tidak lama kemudian aku pun tertidur, meninggalkan Pak Aris bersama sepi dan gelapnya malam.
Perjalanan kali ini kami lakukan disaat sebagian dari kami menjalankan ibadah puasa. Aku sendiri awalnya ragu, apakah bisa aku menikmati perjalanan disaat berpuasa? Namun akhirnya aku memutuskan untuk ikut. Jika tidak, bagaimana aku bisa tahu rasanya jalan-jalan sambil berpuasa? Dan ternyata aku bisa. Asal dapat mengelola nafsu dengan tepat, baik puasa maupun jalan-jalan ternyata tidak saling mempengaruhi. Keduanya bahkan cenderung saling melengkapi. Jalan-jalan dapat menjadi pengisi waktu berpuasa yang bermutu dan berpuasa menjadikan jalan-jalan menjadi penuh makna.
Kami tiba di Kota Majalengka setelah menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan. Di Kota ini kami bertemu dengan Kang Okka, dialah yang akan menjadi pemandu kami selama di Majalengka. Perjalanan dari Kota Majalengka ke Desa Argalingga kami tempuh dalam waktu 1 jam. Santap sahur kami lakukan dalam perjalanan ini. Sungguh tidak mudah karena kami harus makan sembari menjaga keseimbangan mengikuti irama laju mobil yang menanjak dan berkelok-kelok.
Adzan Subuh telah lama berlalu, kami pun telah bersiap untuk menuju lokasi pertama dari perjalanan ini. Dipandu Kang Okka kami menuju daerah Panyaweuyan, Argapura, yang merupakan kawasan pertanian penduduk lokal. Pertanian di Panyaweuyan ini sangat unik, karena tidak dilakukan di tanah datar yang lapang, melainkan di punggung-punggung bukit sehingga membentuk terasering yang indah. Jika Bali punya terasering padi, maka Majalengka punya terasering bawang dan sayuran lainnya yang tidak kalah cantiknya.
|
Panorama terasering Argapura, Majalengka |
|
Damai dan damai |
|
Hijau-hijau di sekitar Terasering Argapura, Majalengka |
|
Tuhan telah ciptakan, kita wajib menjaganya | foto milik Mark Dohar |
|
Terasering Argapura, Majalengka, kelak akan mendunia | difoto oleh Yudi |
|
Berjalan bersama, menikmati segala keindahan |
Terasering ini adalah pertanian warga. Roda ekonomi dan penghidupan warga Argapura bergantung dari hasil pertanian ini. Jadi merusak tanaman yang ada disini, sama dengan merusak perekonomian dan penghidupan warga Argapura. Bijaklah saat berkunjung menikmati pemandangan di Argapura, berjalanlah sesuai dengan jalan yang telah ditentukan. Jangan sampai satu foto yang kita unggah di media sosial meninggalkan jejak yang berimbas pada derita bagi banyak orang.
Puas menikmati pagi di Panyaweuyan, kami melanjutkan perjalanan ke Hutan Pinus yang terletak di Bumi Perkemahan Panten, Argalingga. Keunikan dan keindahan khas hutan pinus menjadi santapan pagi yang bergizi bagi para fotografer. Kabut pagi yang masih terjebak diantara pepohonan menambah eksotisme hutan pinus Argalingga. Sungguh pagi yang menyenangkan.
|
Gerbang Bumi Perkemahan Panten, Argalingga |
|
Suasana pagi Hutan Pinus Argalingga |
|
Pagi yang damai di Hutan Pinus Argalingga |
|
Berfoto bersama di Hutan Pinus Argalingga | foto dari kameranya Sonya |
|
Suasana sekitar penginapan, tampak latar belakang adalah Gunung Ciremai |
|
Perkebunan warga di sekitar penginapan |
|
Perkebunan sayuran warga di sekitar penginapan |
|
Ngabuburit dengan naik kuda |
|
Saat malam datang, kami pun mengejar bintang | foto Milky way oleh Aldian |
Lokasi menarik lainnya yang kami kunjungi dalam perjalanan kali ini adalah Curug Ibun Pelangi dan Telaga Nila. Curug Ibun Pelangi adalah air terjun yang dikelola swadaya oleh warga setempat. Untuk menuju air terjun ini tidaklah terlalu sulit, jaraknya hanya 5-10 menit berjalan kaki dari tempat parkir mobil. Namun memang, medan jalan menuju air terjun ini cukup melelahkan, karena berupa turunan atau tanjakan dan sedikit jalan mendatar. Jika bukan bulan puasa, mungkin akan banyak warung yang berjualan di Curug Ibun Pelangi. Ini terlihat dari banyaknya lapak yang berdiri disana.
Butuh ekstra keberanian untuk menikmati keindahan Curug Ibun Pelangi tepat dari bawahnya, karena air terjunnya terletak di lekukan yang sangat sulit dijangkau. Debit air yang deras pun membuat kami harus mengurungkan niat untuk melihat air terjun ini tepat dari bawahnya. Kami cukup puas menikmati sisi lain Curug Ibun Pelangi, sisi yang oleh warga setempat dinamai Grand Canyon-nya Majalengka. Sebutan Grand Canyon mungkin timbul karena dinding-dinding batu yang mengelilingi air terjun ini. Memang dinding-dinding tersebut terlihat kokoh dan indah, seperti panorama Grand Canyon di Amerika yang aku lihat melalui kartu pos dan film-film Hollywood.
|
Gerbang masuk Curug Ibun Pelangi |
|
Suasana Curug Ibun Pelangi |
|
Grand Canyon -nya Majalengka |
|
Keren!! | foto dari kameranya Sonya |
|
Keindahan Curug Ibun Pelangi |
|
Keindahan Curug Ibun Pelangi |
|
Sekitar Curug Ibun Pelangi |
|
Lapak pedagang di Curug Ibun Pelangi |
|
Tangga terakhir yang harus dilewati untuk bisa sampai di bagian bawah Curug Ibun Pelangi |
|
Jalan/tangga yang harus dilalui untuk menikmati keindahan Curug Ibun Pelangi |
|
Medan jalan menuju atau dari Curug Ibun Pelangi |
Dari Curug Ibun Pelangi kami menuju Telaga Nila. Kelihaian Pak Aris dalam mengemudikan Elf Long Sasis benar-benar diuji saat menuju Telaga Nila. Bagaimana tidak, jalanan menuju Telaga Nila sangatlah sempit dan curam. Bahkan kami sempat berjumpa dengan jalanan yang berbelok tajam lalu menanjak sangat tinggi. Namun bersyukur, kengerian dalam perjalanan tersebut terbayarkan oleh keindahan Talaga Nila.
Takjub. Hanya itu yang aku rasakan saat melihat Telaga Nila dengan mata kepala sendiri. Bukan takjub karena keindahan alam sekitar Telaga Nila, apalagi dengan adanya bangunan rumah beserta tembok pagar dipinggir telaga yang membuat Telaga Nila terlihat seperti empang belakang rumah. Tapi aku justru takjub karena air telaga yang tidak terlalu besar ini sangatlah unik. Airnya jernih dan berwarna biru kehijauan. Pantulan bayangan pepohonan dari seberang telaga yang tampak pada air telaga, menambah kecantikan Telaga Nila.
|
Telaga Nila dengan airnya yang hijau kebiruan |
|
Suasana Telaga Nila yang tenang cocok untuk tempat merenung | difoto oleh Sari |
|
Takjub!! |
|
Telaga Nila di Majalengka |
Mungkin ini pertama kalinya aku melihat telaga dengan air biru kehijauan. Entah apa yang membuat air telaga ini menjadi biru kehijauan, yang pasti tidak ada racun yang terkandung dalam air telaga. Ini dibuktikan dengan banyaknya ikan yang menjadi penghuni telaga.
|
Berfoto dalam perjalanan pulang di hutan bambu | foto dari kamera Aldian |
Dalam perjalanan pulang, kami menempuh rute yang berbeda dari saat kami pergi. Perjalanan pulang melewati kawasan Sindang yang memiliki pemandangan persawahan berpadu dengan perbukitan yang menakjubkan. Sayang waktu kami tidak banyak saat itu. Mungkin suatu hari nanti aku akan kembali untuk mengunjungi tempat-tempat indah lainnya di Majalengka. Ini bukan janji, tapi doa dalam hati.
Bagi yang tertarik dan ingin mengunjungi Majalengka, silakan hubungi:
Okka Supardan
Telp/WA 0813 9572 8007
-Majalengka, 12 Juni 2016-
massssss.... iku membiru, melenguh, membiru itu piye.... ada yang nolongin ngga di kamar mandi? hehehehe
BalasHapusSulit aku juga jelasinnya....pokoknya geli-geli enak gitu deh ahahahahhahaha
Hapusmas....itu kok keren-keren semua ya. Kok selama ini ga pernah kepikiran melipir ke Majalengka, dan nikmatin keindahannya. Selama ini selalu kepikirannya Majalengka panas banget (maklum beberapa kali lewat pas siang hari dan pas cuaca terik). Selesai baca ini mau langsung tunjukin suami ahhhh, pasti bakal pengen banget itu moto-moto Telaga Nila :D Makasih banyak mas info nya. Nambah list destinasi lagi....
BalasHapusSama-sama.....
HapusSaya juga terkejut saat tiba di Majalengka dan melihat segala keindahan alamnya. Peson pariwisata Majalengka patut diperhitungkan :)
Paling suka lihat pemandangan alam seeprti itu.. seger rasanya..
BalasHapusSetuju mbak, rasanya pikiran pun melayang hahahhahaha
HapusHuaaaa mupeng....
BalasHapusnaik gunung pas puasa, kmarin pengen bgt, tp blm jadi. Nggak ada cerita horor, tp mlh keliatan keindahan dr Tuhan....
Maaf lahir batin
Maaf lahir batin...
HapusSering naik gunung mbak? ahhh...aku iri :D
Subhanallah.... indah sekali...
BalasHapusDuh, aku jadi bingung mau bilang apa. Apalagi bersama teman-teman.
Dan, saya senang jika potensi wisata desa tergarap bagus. Ah... kudu belajar dari mereka
Putra-putri daerah harus semangat untuk mengembangkan potensi wisata daerahnya. Kadang-kadang terbalik, mbak. Wisatawan lebih tau potensi wisata suatu daerah dari pada penduduk lokalnya hehehehe
HapusKeindahan alam ciptaan Tuhan memang abadi ya mas, ternyata ngetrip pas puasa itu seru juga ya mas, belajar segalanya. Majalengka yang indah alamatnya :)
BalasHapusIyes....jadi kerajingan ngetrip saat puasa :)
Hapusooh uwa oka, waktu itu sempet nginep juga mas adi di rumahnya uwa, baik bgt sampe jadi guide selama disana :D
BalasHapusSaudaraan sama kang Okka, De? manggilnya uwa? hehehehehe
HapusBeh foto2nya asyik banar
BalasHapusSejuk
Selamat ya kak sudah bisa olahraga sambil puasa
Hihihihihihi
Adeeemmmmm banget di Majalengka, Mas. Ayo ke Majalengka :D
Hapuswaahh tempatnya indah sekali, boleh juga nih lokasinya dijadikan sebagai list untuk tujuan liburan nanti :D hehehe
BalasHapusSetuju.....Majalengka indah :)
Hapuswaahh tempatnya indah sekali, boleh juga nih lokasinya dijadikan sebagai list untuk tujuan liburan nanti :D hehehe
BalasHapusAduh kak, itu keren banget tempatnyaaa...sumpah pengennnnn...bagus banget postnya π
BalasHapusSetuju....Majalengka emang keren Kak Nova :)
HapusIndah tempatnya
BalasHapusIyess....pesona wisata Majalengka masih asri, belum banyak yang tahu :)
HapusWaaaaahh, indahnyaaaa π±π saya paling suka dengan dokumentasi langit malamnyaaaa! Selama ini belum pernah mampir ke Majalengka, tapi suatu hari nanti semoga... semoga :')
BalasHapusAyo ke Majalengka!! hehehehhe
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdi telaganya bisa berenang nggak sih kak?
BalasHapuskontak person yang dikasih itu bisa nemenin paradigling juga kah?
lagi cari info paradigling dimajalengka soalnya... huft.
Sebetulnya ada larangan gak boleh berenang, tapi kemarin pas kami kesana ada beberapa anak kampung situ yang loncat ke telaga hihihihihi...
HapusWah, saya gak tahu tuh. Coba dikontak deh kang Okka nya, Bena.
Asli fotonya cakep banget..saya yang orang Kuningan saja belum sempat main ke sana..patut dicoba ππ
BalasHapusLah....Kuningan na dimana? abdi ti ciawi gebang :D
HapusWhooaaa itu pegunungan bagus banget suasananya masih hijau banget kak. Kapan kapan coba main kesana ah siapa tau bisa menenangkan diri disana
BalasHapusAyo ke Majalengka!! Hihihihihi
Hapusahhh bikin pengen daki aja ngeliat suasana malemnya, ditambah Telaga Nila nya biru gitu hee
BalasHapusjadi pengen ngetrip ke majalengka hee
Ayok ke Majalengka :)
HapusAduuuuuhh tempat-tempatnya bagus banget buat foto-fotoooo. Aku gemeesss. Apalagi itu dapet milky way, pake kamera apa tuh kak foto milky waynya? Pake kamera hp bisa nggak, ya?
BalasHapusBener-bener gemes sama keindahannya, ih. Apalagi tempatnya dingin sejuk gitu ya, kak? Bisa dimasukin list tempat yg harus dikunjungi nih kalo entar mau nge-trip. π
Kemarin teman-teman saya pakai Sony Alfa :)
HapusYess, blog Mas Adi bikin mupeng ������
BalasHapusTrs foto yg di sawah pakr senternya juga bagus. Aah, pokoknya mau yang beginian juga, hahahaha
Terima kasih :)
HapusAyok berwisata :)
Waah ke tetangga kampung halaman aku >.<
BalasHapusHehehe
Kapan kapan maen ke sumedang juga atuh
Beuuhhhh.....Sumedang juga cakep tuh!
HapusWah, sebagian foto pemandangannya kayak di daerah sebelahku hehe. Bukan kak adi kalo nggak bikin pengen lewat ceritanya yang detail dan foto fotonya yang indah. Lets go kak! Hahaha
BalasHapusTerima kasih :)
HapusAyok ke Majalengka :)
Subhanallah, keren banget bekgronnya.. eh btw saya baru ngeh green canyon masuk wilayah Majalengka juga? Kirain masuk Ciamis, Pangandaran.. atau kedua-duanya emang masuk ya
BalasHapusBeda tempat, Mbak :)
HapusTerasering dan wisata lainnya indah sekali. Ciptaan Tuhan memang tiada duanya ya
BalasHapusAlhamdulillah kita hidup di bumi Allah yang gemah ripah loh jinawi :)
HapusMasya Allah, keren banget tempatnya. Terasering dan telaga nila begitu menggoda. Ga disebutkan (atau saya terlewat) tentang harganya ya mas??
BalasHapusBtw, kalau mau nyoba air dingin _yang rese banget_ sesekali kalau waktunya sesuai, main ke rumah mertua saya mas. Di Banjaran, Bandung. Rese juga airnya.
Kemarin saya dan kawan-kawan (sekitar 10 orang) patungannya sekitar 450.000, mas. Sudah termasuk mobil dan penginapan.
HapusIndah nian ka pemandangan nya, hutan pinusnya, perkebunan sayurnya, terasering argalingga nya paling top dah.
BalasHapusUdah nyobain makanan khas Majalengka nya ?
Jalakotek itu enak yaa ?
#kandida
Jalakotek? Wah...kayaknya musti balik lagi ke Majalengka nih
HapusTelaganya, masya Allah.. Allahuakbar, indahnyaaaa.. Memang untuk melihat pemandangan alam, butuh waktu dan perjuangan yang luar biasa ya mas. :')
BalasHapusKonon surga tidak lah dekat dan butuh perjuangan untuk mencapainya hehehehhe
HapusKA ADI AKU MAU KESINIπ tapi belum sempat karena gak ada temen nya wkwkw.
BalasHapusTeraserinh nya itu loh yg bikin mupeeng. Tapi kok aku baru tau ada telaga nya.
Ini trip hanya utk sehari atau ada acara nginep nya? Atau berkunjung ke beberapa destinasi itu dalam sehari atau dua hari?
Nginep semalam. Kalau one day trip bakal capek banget kayaknya.
HapusAwalnya aku pikir majalengka cuma kota panas πππ
BalasHapusKok itu keren2 banget sih, sawah, Hutan, telaga sama danau! Pingiiinnn kesana. Share itinenary dan kebtuhannya nya dong mas π
Kota Majalengka nya mungkin memang panas, tapi daerah Argapura nya dingin :)
HapusTempatnya indah banget kak, jajaran teraseringnya adem banget di mata.
BalasHapusKeindahan bintang-bintangnya pas malam hari, keindahan curugnya..
Ini bisa dijadikan salah satu destinasi wisata di majalengka mas adi, kalo boleh aku ngasih saran, kenapa tidak kamu usulkan saja tempat indah ini ke pemda kab majalengka ? biar bisa dikelola oleh pemda, kan lumayan bisa menambah pemasukan daerah..
Hutan pinusnya, terasering, dan curugnya bisa dijadikan destinasi utama :)))
(sebatas saran saja)
Kemarin yang dampingi kita adalah komunitas yang memang konsen di kemajuan pariwisata Majalengka. Banyak ide-ide yang kami bagikan ke mereka. Semoga mereka berdaya dan Majalengka semakin maju :)
HapusItu hutan pinusnya pas di shoot walpaper-able banget. Hhahaha...
BalasHapusTerus ada yang bikin light saber lagi, gokil abis!
Eh, kalo moda transportasi ke sana pake apa ya om?
Kemarin kita sewa mobil. Angkutan umumnya belum memadai.
HapusIni kayaknya daerah yg belum terjamah sebagai tempat pariwisata, ya maS? Bersih banget soalnya. Justru tempat begini yg asik dikunjungi. Asri, hijau, dan perawan. Foto2mu ciamik, mas! Bikin aku ingin nyemplung di curug
BalasHapusBegitulah, ayok kunjungi Majalengka! :D
HapusItu semua di majalengka kak?
BalasHapusWah keren ya selama ini kalau dengen Majalengka itu langsung inget lagu dangdut :D
Btw, tempatnya masih asri banget ya, terutama telaganya duh airnya. Curugnya juga keliatan seger apalagi hutan bambu itu ah semuanya bisa jadi tempat wisata baru jika dikelola dengan baik yaa...
Iya, itu semua sedikit dari sekian banyak potensi wisata di Majalengka. Ayok kapan-kapan kita ke Majalengka :)
Hapustelaganya cakep banget bang, jd pengen nyebur, hehe
BalasHapusIya setuju banget, mas.
Hapusserius kemarin saya baru naik ke gn ciremai melalui jalur palutungan kuningan
BalasHapuskalau tau dari awal ada terasering seperti itu di majalengka, mungkin jalur yang saya lalui akan berubah lewat desa apuy, sekalian bisa mampir ke tempat itu
nice mas,, jadi mupeng ke sana
hehehee
Ayo ke Majalengka, mas. hehehehhe
Hapus