10 Jam Jelajah Pekanbaru

4 comments



Keinginan untuk bisa menjelajahi setiap provinsi yang ada di Indonesia masih terpelihara hingga kini. Keinginan yang timbul dari rasa ingin tahu tentang daerah, budaya, dan adat istiadat saudara sebangsa setanah air ini sudah berlangsung sejak lama, yaitu sejak jumlah provinsi di Indonesia masih sebanyak 27 dan sejak saya mengenal buku berisi peta-peta yang bernama Atlas.

Kini jumlah provinsi di Indonesia sudah mencapai 34 provinsi, yang artinya usaha untuk mewujudkan keinginan menjadi semakin berat saja. Belum lagi harga tiket pesawat domestik yang memang sedang melambung tinggi akhir-akhir ini. Namun alih-alih membunuh keinginan itu, saya justru terus memeliharanya. Sambil terus berdoa dan berusaha agar keinginan tersebut dapat terwujud.

Pertengahan April 2019, satu provinsi baru berhasil saya kunjungi. Ini menambah panjang asa untuk mewujudkan keinginan mengunjungi provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.

Pukul delapan pagi saya menjejakkan kaki di Bandara Sultan Syarif Kasim II yang berada di Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau. Senang bukan kepalang hati ini, walau panas udara kota menyengat terasa di kulit dan kepala.

Menara Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau

Hadirnya saya di kota Bertuah ini mengurangi jumlah provinsi di pulau Sumatera yang belum saya kunjungi. Selanjutnya tinggal Bengkulu, Jambi dan Kepulauan Riau. Sebagai informasi saja, bahwa Riau dan Kepulauan Riau adalah dua provinsi yang berbeda, kawan. Semoga semuanya bisa dikunjungi dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Aamiin.

Namun sayang, kegembiraan saya berada di Pekanbaru mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama. waktu luang yang saya miliki untuk menikmati suasana di kota ini tidak lebih dari 10 jam. Karena sesungguhnya perjalanan ini bukanlah perjalanan wisata, melainkan perjalanan bisnis yang waktu utamanya harus saya isi dengan sejumlah pekerjaan.

Lalu apa yang saya lakukan untuk manfaatkan waktu yang hanya 10 jam di kota Pekanbaru?

Museum Sang Nila Utama

Museum adalah tempat yang pasti saya sambangi jika berkunjung ke suatu daerah. Dari hasil pencarian yang saya lakukan di Google, kota Pekanbaru hanya memiliki satu museum, yaitu Museum Sang Nila Utama.

Oleh karenanya tempat pertama yang saya kunjungi di Pekanbaru adalah Museum Sang Nila Utama yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No.194, Tengkerang.

Gedung Museum Sang Nila Utama sangat besar dan megah. Bergaya arsitektur rumah tradisional Melayu Riau. Museum ini telah berdiri sejak tahun 1984 dan awalnya dikenal sebagai Museum Negeri Provinsi Riau. Lalu berganti nama menjadi Museum Sang Nila Utama yang diambil dari nama seorang raja Bintan yang berkuasa sekitar abad XIII di Pulau Bintan.

Gedung Museum Sang Nila Utama, Pekanbaru, Riau

Bagian dalam Museum Sang Nila Utama

Museum Sang Nila Utama menyimpan koleksi-koleksi berupa pakaian adat, instrumen musik, alat-alat permainan tradisional, artefak, senjata, foto, dokumen, maket, dan benda bersejarah lainnya.

 
Diorama di Museum Sang Nila Utama

Ruang pamer di Museum Sang Nila Utama

Ruang pamer Museum Sang Nila Utama, Pekanbaru, Riau

Pengunjung di Museum Sang Nila Utama, Pekanbaru, Riau


Cerita tentang Museum Sang Nila Utama akan saya tuliskan lebih lengkap pada artikel terpisah ya.

Pasar Bawah

Dari Museum Sang Nila Utama saya melanjutkan perjalanan menuju Pasar Bawah. Keberadaan ojek daring yang telah banyak di Pekanbaru mempermudah saya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Dinamakan Pasar Bawah karena letaknya yang ada di bagian bawah atau dekat dengan pinggiran Sungai Siak.

Pusat oleh-oleh di Pasar Bawah, Pekanbaru

Varian oleh-oleh di Pasar Bawah, Pekanbaru

Pasar ini sebetulnya pasar biasa, seperti pasar pada umumnya. Hanya memang namanya begitu sering dituliskan di berbagai artikel wisata tentang kota Pekanbaru. Mungkin karena di pasar ini terdapat banyak pedagang oleh-oleh khas Pekanbaru, mulai dari makanan khas hingga kaos bertuliskan `I Love Pekanbaru`.

Kawasan Heritage Pekanbaru

Tidak jauh dari Pasar Bawah, rupanya terdapat kawasan lama kota atau kota tuanya Pekanbaru. Kawasan ini terletak persis di pinggiran Sungai Siak. Informasi ini saya dapatkan dari akun instagram @pkuheritage.

Bagi saya ada beberapa titik menarik di kawasan ini, antara lain adalah Rumah singgah Tuan Kadi, Rumah Tenun, Tugu Nol Kilometer, Pelabuhan dan Gudang Pelindo, Istana Hinggap, area Kampung Bandar, dan komplek pemakaman Marhum Pekan.

Rumah singgah Tuan Kadi

Situs Cagar Budaya Rumah Singgah Tuan Kadi
Rumah Tenun di Kampung Bandar
Tugu Nol Kilometer Pekanbaru


Istana Hinggap
Pelabuhan Tua Pelindo
Kawasan Kampung Bandar Pekanbaru
Rumah-rumah tua di Kawasan Kampung Bandar Pekanbaru
Komplek Makam Marhum Pekan
Komplek Makam Marhum Pekan

Komplek Makam Marhum Pekan

Pekanbaru, Riau

Pekanbaru, Riau
 
Semua tempat di atas dapat kita akses hanya dengan berjalan kaki.

Kedai Kopi Kim Teng

Setelah lelah menjelajahi kota Pekanbaru, di penghujung hari saya singgah ke Kedai kopi Kim Teng. Kedai kopi yang cukup terkenal di Pekanbaru.

Konon Kedai kopi Kim Teng sudah ada sejak tahun 1950-an. Saat ini kedai kopi Kim Teng ada di beberapa lokasi. Saya tidak tahu apakah kedai yang saya kunjungi di Jalan Senapelan ini adalah yang paling tua.

Bangunannya cukup luas, dinding-dindingnya terpasang banyak sekali iklan. Dan di bagian depan terdapat beberapa pedagang makanan seperti nasi goreng, tom yam, mie ayam, dan dim sum. Namun mereka bukanlah bagian dari Kim Teng, melainkan para pedagang yang menyewa tempat berdagang di Kim Teng.
  
Segelas es kopi susu yang nikmat menutup pengalamanku jelajahi kota Pekanbaru hari itu.

Alhamdulillah, senang rasanya bisa datang ke Pekanbaru dan ada waktu untuk menjelajahinya. Jika ada kesempatan untuk kembali, mungkin saya akan kembali terutama untuk mengunjungi Candi Muara Takus dan Istana Siak Sri Inderapura walau letaknya cukup jauh dari kota Pekanbaru.


Salah satu kendala besar untuk saya bisa kembali ke Pekanbaru atau berwisata ke daerah lain di dalam negeri saat ini adalah mahalnya harga tiket pesawat. Saya berharap sekali semoga harga tiket pesawat domestik bisa segera turun, walau sebetulnya kita bisa mendapatkan promo tiket pesawat yang menarik jika pesan tiket pesawat secara daring. Seperti promo Diskon Cantik untuk Terbang di Awal Bulan Baik sebesar Rp. 110.000 untuk semua rute domestik di PegiPegi.com. Lumayan banget kan?




Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

4 komentar

  1. Aku juga pengen minimal menginjakkan kaki di satu provinsi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Indonesia timur. Saat ini baru dua pertama aja yang terwujud. Tiket pesawat mahal, mas. Mau ke Palembang cobain LRT sekaligus meet up sama temen2 blogger aja belum terwujud karena tiket pesawat yang dulunya di kisaran Rp300ribuan sekarang melambung ke angka Rp800ribuan bahkan 1 juta. Karena fakir cuti dan jumlah gaji masih terbatas wkwkwk, aku harus cerdas memilih prioritas, dan aku memilih traveling internasional :D
    Berbahagialah kamu yang bisa memanfaatkan perjalanan dinas.

    Kalo ke satu kota, aku pasti sempatkan ke kawasan kota tua dan tempat ibadah utamanya. Nggak main ke Masjid Raya Pekanbaru yang kayak Taj Mahal itu, mas?

    Selain ojol, apakah ada transportasi umum di sana?

    BalasHapus