Curug Malela - Bandung ; 17 April 2010 ( Catatan Perjalanan )

No Comments
Jarang sekali orang mendengar nama Curug Malela, bahkan orang Bandung sekalipun, padahal secara geografis, curug ini masih terletak di wilayah Kabupaten Bandung - Jawa Barat.

Tanggal 17 April 2010 saya bersama teman2 Usbek & 2K mencoba sebuah petualangan baru dengan mengunjungi Curug Malela yang selama ini dijuluki beberapa traveller sebagai "The Little Niagara". Kali ini kami menggunakan mobil pribadi untuk menuju curug

Sabtu, 17 April 2010
08.00 WIB kami sepakat memilih Simpang Dago (Bandung) menjadi meeting point kami menuju ke curug malela. Total peserta yg siap mengikuti trip ini terhitung 22 orang dengan menggunakan armada sebanyak 3 mobil.

08.00-10.00 WIB
mobil pun melaju meninggalkan kota bandung menuju bandung selatan melewati Cimahi menuju Batujajar & Cililin. Untuk mencapai batujajar & cililin bisa diakses melalui Pintu Tol Cimahi & Pintu Tol Padalarang yang nantinya akan menuju pada jalan raya Cimareme dan terus menuju Batujajar. kondisi jalan menuju Batujajar & Cililin boleh dibilang cukup bagus & lancar. sesekali memang ada beberapa bagian jalan yg rusak karena memang jalur tersebut juga dilalui oleh truk2 besar. Namun hambatan-hambatan tersebut dapat di hindari.

10.00-12.30 WIB
setelah 2 jam perjalanan, kami beristirahat sejenak di salah satu minimarket di Sindangkerta untuk membeli makanan & minuman ringan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Gununghalu, dengan kondisi jalan yang mulai parah dengan lubang2 yg cukup besar yg cukup membuat kami khawatir akan kondisi mobil yg kami pakai. Saya yang kebetulan diberikan tanggung jawab untuk mengemudi harus sangat hati-hati dalam mengemudi.

12.30-13.30 WIB
Kami tiba di kecamatan Rongga desa Cicadas dengan susah payah. kondisi jalan yg berbatu dan rusak parah memaksa sebagian dari kami untuk turun dr mobil dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju desa cicadas. Sampai pada akhirnya kami sepakat menyewa ojek untuk melanjutkan perjalanan. Kam juluki ojek-ojek tersebut dengan nama "Ojek Maut", karena memang para tukang ojek tersebut membawa kami melewati trek2 curam dengan jurang2 menganga di hampir sepanjang 3 KM perjalanan dengan kecepatan tinggi. Dengan membayar 30.000 rupiah kami diantar menuju titik terakhir menuju curug malela.

13.30.14.00 WIB
Ternyata perjalanan belum usai, untuk menuju Curug Malela, tidak bisa dilalui oleh kendaraan apapun, jadi perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Sebetulnya pemandangan curug malela sudah terlihat dari tempat kami berhenti naek ojek, namun kami pun tetap harus trekking dengan jalan kaki sepanjang 1 KM dengan kondisi turun-naik selama hampir 1/2 jam. sepanjang perjalanan kami disuguhkan hamparan2 sawah dan gugusan perbukitan yang cukup indah dan membuat kami tidak merasakan kelelahan berlebihan sepanjang trekking...

14.00-15.30 WIB
Akhirnya, berkat ijin Tuhan, kami pun tiba di Curug Malela. Hempasan air dari atas curug dengan ketinggian 30 meter telah membuat kami takjub dan akhirnya tak kuasa untuk terjun merasakan dinginnya aliran air disana. Namun, ada beberapa bagian pinggiran sungai yg memancarkan bau menyengat yg tak sedap. mungkin ini ulah warga sekitar atau pengunjung yg buang sampah sembarangan , hal ini jadi satu poin minus dr curug malela.

Ada kejadian unik saat kami berada di curug malela, ada seorang pengunjung yg jatuh dan hanyut di sungai, praktis semua orang berupaya menolong orang tersebut. Boleh dibilang curug malela masih sangat perawan, akses jalan dan jauhnya lokasi membuat tempat ini tetap alami dan belum banyak diketahui orang bahkan orang bandung sekalipun. tapi, menurut kabar sekitar bulan Mei-Juni akses jalan mulai dari Gununghalu sampai desa cicadas akan segera diperbaiki oleh Pemda setempat. mudah2an hal tersebut membuat Curug Malela semakin dikenal dan menjadi salah satu favorit oleh para traveller .

15.30-16.30 WIB
kembali trekking pulang dengan jalan kaki sepanjang 1 KM menuju tempat "Ojek Maut" berhenti. namun, trekking pulang kali ini sangat terasa lelahnya. medan yg cukup terjal dengan kemiringan hampir 80 derajat, membuat nafas dan kaki kami pegal . Setelah sampai tempat "Ojek Maut" menunggu, tanpa buang2 waktu kami kembali ke desa cicadas dimana mobil kami diparkir. lagi-lagi kami harus menahan nafas ketika naik "Ojek Maut" dengan lintasan offroad dengan kecepatan tinggi. tapi, kami harus acungi 2 jempol karena mereka seperti sudah fasih melewati trek2 tersebut. bahkan klo boleh diadu, mungkin Valentino Rossi jg kewalahan menghadapi mereka .

16.30-20.00 WIB
Setelah bersitirahat sejenak dan menikmati Indomie rebus dan secangkir teh manis, kami lanjutkan perjalanan pulang menuju bandung dengan rute yg sama. Jika anda hendak mengunjungi Curug Malela, tidak disarankan untuk pulang pada malam hari. kondisi jalan yg gelap tanpa adanya lampu dipinggir jalan cukup mengkhawatirkan . jadi saran saya, kembalilah dari Curug Malela pada sore hari untuk menghindari hal2 yg tidak diinginkan

Satu lagi gan....kami bener2 tersentuh oleh satu billboard Kopassus saat memasuki daerah Bunijaya!!! Kira-kira begini bunyinya....

"JIKA ANDA RAGU-RAGU, LEBIH BAIK ANDA KEMBALI"
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments

Posting Komentar