Museum Sang Nila Utama, Satu-satunya Museum di Pekanbaru

No Comments
Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau


Museum sangat sepi saat saya tiba di sana. Rupanya saya satu-satunya pengunjung kala itu. Gedung museum sangat besar dan megah, bergaya arsitektur rumah tradisional Melayu Riau. Saya perlu menaiki tangga terlebih dahulu untuk bisa tiba di pintu masuk museum.

Minggu, 14 April 2019 saya mengunjungi Museum Sang Nila Utama yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No.194, Tengkerang, Pekanbaru, Riau. Dari yang saya tahu, museum ini adalah satu-satunya museum di Pekanbaru.

Museum Sang Nila Utama mulai dirintis pendiriannya pada tahun 1975 (sumber:  kebudayaan.kemdikbud.go.id) dan diberi nama Museum Negeri Provinsi Riau pada tahun 1991. Lalu berganti nama menjadi Museum Sang Nila Utama pada tahun 2001 yang diambil dari nama seorang raja Bintan yang berkuasa sekitar abad XIII di Pulau Bintan.

Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau

Bagian dalam Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau

Lantai dasar Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau

Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau
 
Seperti museum-museum negeri di daerah lainnya, Museum Sang Nila Utama memiliki koleksi berupa peninggalan adat dan budaya yang berhubungan dengan budaya Melayu Riau seperti artefak, senjata, mata uang, alat musik, miniatur rumah tradisional, pakaian adat pernikahan, dan permainan tradisional.

Koleksi layang-layang di Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau

Rumah adat dari berbagai daerah di Riau

Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau


Saat mencari-cari informasi tentang Museum Sang Nila Utama, saya menemukan artikel menarik di goodnewsfromindonesia.id yang menceritakan bahwa ternyata Sang Nila Utama adalah salah satu dari lima tokoh pendiri Singapura.

Dikutip dari artikel tersebut, “Sang Nila Utama adalah pangeran dari Palembang yang menemukan pulau Temasek yang kini menjadi Singapura di tahun 1299. Ia merupakan keturunan dari pasangan Sang Sapurba dan Wan Sundaria, anak dari Demang Lebar Daun, sang penguasa Palembang saat itu. Kemudian Sang Nila Utama menikah dengan Wan Sri Bini dan menjadi raja di Bintan sebelum akhirnya pindah ke Singapura.”

Pelajar pengunjung Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau


Ruang pamer Museum Sang Nila Utama terdiri dari dua lantai dengan sirkulasi udara yang cukup baik. Penerangan sangat terbantu dengan masuknya sinar matahari dari jendela-jendela museum yang sangat banyak. Entah jika suasana mendung, apakah museum ini masih akan tetap terang benderang atau tidak.

Saya menggunakan jasa ojek daring untuk mencapai museum dan membayar seihlasnya untuk tiket masuk. Kabarnya per tanggal 1 Mei 2020, pengunjung museum sudah akan dikenakan biaya retribusi daerah.

Saat akan pulang dari museum, serombongan siswa sekolah dasar datang mengunjungi museum. Semoga museum-museum di Indonesia selalu ramai oleh pengunjung, dan pengunjung mendapatkan hiburan serta pengetahuan baru sepulang dari museum.

Terima kasih telah membaca. Semoga berbahagia.

Pekanbaru, 14 April 2019
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments

Posting Komentar